Sabtu, 16 Januari 2016

Ternyata Ini Dia Jawabannya~

Assalaamu'alaikum, hollaa~
Ceritanya malam ini saya bingung mau tulis apa?._. Tapi udah lama saya belum berbagi sesuatu lewat tulisan saya, apapun isinya semoga bisa bermanfaat ya, aamiin~
Ali bin Abi thalib RA pernah bilang, semua manusia itu akan mati, hanya tulisannya yang abadi, maka tulislah sesuatu yg dapat membuatmu bahagia di akhirat nanti.

Tak jarang diantara kita setelah selesai mengerjakan soal, kmeudian bilang gini "ihh kok lupaa yak? padahal udah belajar tadi. seharusnya tadi jawab ini, itu.. bla bla blaa.."  kenpa? kenpa? /sambil pasang wajah lebay.-.

saya ingin bercerita tentang ilmu. Ilmu itu tidak murah, untuk mendapatkannya memerlukan perjuangan besar, biaya yang banyak, dan waktu yang panjang. Ketika Allah telah memberi kita nikmat belajar janganlah pernah kita sia siakan.

Sebuah syair dalam kitab ta'lim muta'allim berbunyi:
Sebagaimana dikatakan Muhammad bin Al-Hasan bin Abdullah dalam syairnya : “Belajarlah! Sebab ilmu adalah penghias bagi pemiliknya. dia perlebihan, dan pertanda segala pujian, Jadikan hari-harimu untuk menambah ilmu. Dan berenanglah di lautan ilmu yang berguna.”

Saya ingin bercerita ke belakang, dulu saat awal kita masuk TK kali pertamamya kita mengenal apa itu angka dan huruf, awal kita berlatih menulis hingga tertatih tatih. saya ingat guru tk saya saya mencontohkan sebaris lalu kita disuruh meniru tulisan itu 10 baris. Awal kita belajar membaca hingga mulut kita berbusa padahal tokoh yg dibaca tidak jauh hanya seputar ani, budi, dan wati. Awal kita dikenalkan huruf hijaiyah sampai menyebut huruf ر
Saja perlu pemanasan 'ular melingkar di pagar bundar' rrrrrrrrrr~ apa ibrah yg dapat kita ambil dari  masa kecil kita, ingatkah kita saat itu lebih bersemangat belajar, ingin berusaha membaca lancar, ingin menulis serapi mungkin sampai saat itu kita membuat garis tepi agar tulisan kita tetap lurus. Kita giat mengulang iqra di rumah agar cepat naik tingkat juz 'amma. Semua itu sebenarnya berat karena kita belajar dari awal. Tapi anehnya saat kita kecil kita begiiituuu semangat, begiitu tinggi tingkat ke-kepo-an kita, begituuu tinggi keyakinan kita untuk dapat nilai A atau 100. Semua itu kita lakukan enjoy tanpa mengeluh dan tak jarang ketika kita sampai di rumah langsung minta belajar lagi bareng orang tua kita. Kita belum tau apa tujuan kita belajar, yang kita tahu yaitu kita ingin melihat senyum bangga orang tua kita dan memeluk kita sambil berkata, anak ibu yang pintar, anak ayah yg hebat. Dan tak jarang dari kita ketika mendapat nilai 7 pun menangis dan kita sendiri berkata dalam hati besok nilai aku harus 100 biar ibu dan guruku suka sama aku. Dan benar benar bisa kita buktikan.

Saya hanya ingin memgambil sample saat kita TK kenapa? disitulah keikhlasan dan semangat terbesar kita. Sekarang kembali ke cerita awal. Ilmu itu luaaas. Sampai disebut dalam syair diatas berenanglah di lautan ilmu. Banyak kata kata bijak yg berkata jika ingin cepat mencapai tujuan jangan pernah menoleh ke belakang. Menurut saya kita perlu melihat ke belakang masa masa dimana kita dapat mengambil sisi semangat hidup kita. Motor dan mobil pun ketika ingin menuju suatu tempat, diperjalanan sesekali melihat ke belakang lewat kaca spion. Dalam menutut ilmu kita juga perlu membuka halaman belakang mengenai sejarah. Orang yang maju bukan hanya orang yang tatapannya lurus ke depan, tapi menurut saya orang yang maju adalah orang yang dapat melihat segala arah untuk diambil pelajaran. Yang akan diaplikasikan dalam kehidupan.

Ilmu itu cahaya, dan cahaya tidak akan masuk kedalam hati orang yang penuh dosa.  dalam menuntut ilmu pun kita harus memperhatikan akhlak kita. Baik akhak kita terhadap guru, maupun akhak kita pada media ilmu itu sendiri yaitu kitab/buku.

Saya ingin kembali lagi bercerita ke belakang. Kali ini saya mengambil sample tingkat SD. Ingatkah saat dulu kita bersekolah di tingkat SD kita amat memperhatikan akhlak kita terhadap guru. Padahal kita belum paham betul apa makna hormat. Tapi kita dengan mudahnya mengerti bahwa ketika bertemu guru kita harus sapa dan bersalaman, ketika di dalam kelas kita tidak berani meletakkan air minum diatas meja dengan alasan meja gurunya gaada minum jadi kita ikut tidak meletakkan minum. Saat pembelajaran di kelas kita semua memperhatikan dengan baik terkadang kita aktif bertanya kenapa? Kok? Bagaimana? Ternyata dulu kita lebih kritis. Saat awal masuk kelas kita duduk rapi menunggo komando salam dari ketua kelas. Saat SD rasa hormat pada guri pun sangat nampak jelas. Berbeda dengan sekarang yg bertemu guru tak memberi salam, saat di kelas ada guru malah mengobrol, seenaknya minum dan makan di depan guru yg menerangkan. Mirisss~ dan saya ingat dulu saat SD tidak hanya akhlak pada guru saja yang amat diperhatikan, tapi akhlak kita terhada kitab/buku juga seperti buku yang rapi tersampul, kita takut kalau meletakkan buku di bawah dsb. Tapi di saat sekarang kita duduk di bangku perkuliahan tak jarang ada yg meletakkan bukunya di bawah bangku. Buku yg banyak coretan curhay dsb.

Ketika kita telah memperhatikan adab kita terhadap ilmu, ilmu itu sendiri in syaa Allah akan mudah kita serap, dan kita amalkan. Sekarang terjawablah kenapa kita susah saat ulangan padahal sudah belajar? Kenapa kita susah mempraltikan ilmu yg kita pelajari? Saya kira jawabannya sudah jelas. Mungkin kita kurang memerhatikan adab kita terhadap ilmu. Baik akhlaq kita kepada guru, maupun cari kita menjaga kitab/buku yang kita pelajari.

Akhir dari ocehan saya malam ini, ilmu itu akan terasa nanfaatnya saat kita telah bisa mengamalkan dan mengajarkan kembali ilmu itu sendiri. Perhatikan adab dan akhlaq kita dalam menututut ilmu.

Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan mudahlan jalan baginya ke syurga.

Semangaaat, menuju.generasi cermat, cerdas dan berkualitas!!

Mqdhi_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar