Assalaamu’alaikum sahabaat..
Sudah lama jemari ini kaku untuk mengetik. Setelah beberapa
bulan lalu aku tak pernah menengok blog ku yang telah kusam ini. Kali ini aku
ingin berbagi ceritaku selama aku tak memposting di blog ini. aku mengutip
perkataan teman MTs ku, “kamu belum dianggap belajar jika kamu belum menangis.” Ya. Memang seperti itu kaidahnya. /plaak~
Ujian Nasional telah banyak meyita waktu istirahatku. Tiap hari
aku harus bertatap dengan angka dan simbol-simbol hitungan yang tak
menentu. Rasanya aku ingin cepat-cepat
selesai. tiap pulang sekolah aku harus mengajar, dan ba’da isya aku harus
setoran. Setelah itu hanya ada 2 pilihan tidur dahulu baru belajar, atau
belajar dahulu baru tidur. Jika aku belajar hingga larut aku takut kesiangan. Jika
aku tidur dahulu dan bangun lebih awal untuk belajar aku takut mengantuk di
kelas. Karena ini salah satu sifat jelekku ‘pelor’ (baca: nempel molor)-__-. Akhirnya
aku memilih untuk tidur dahulu, dan jam 3 aku bangun untuk belajar. Saat itu ngantuk sekali, aku teringat kata
seorang ustadzah agar belajar dan hafalan cepat masuk kamu ambil wudhu lalu
sholat setelah itu baru belajar. Aku coba menirunya walaupun belum bisa
istiqomah.alhamdulillah resep itu manjur. Menjelang UN aku banyak mengoleksi soal
walaupun yang aku coba tidak sampai 50 % bisa. Tiap hari aku bertanya pada
teman cara mencari ini, cara mencari itu. Dalam hati rasanya otak ku payah
sekali. Aku juga mengikuti les bimbel di luar. Rasanya aku ingin menangis saat
semua sudah mengerti dan aku masih bertanya tanya ini bagaimana? Berbulan bulan
aku lalui itu. Tiap bulan setidaknya aku dapat mengerti beberapa soal. Hingga sampai
waktunya menjelang UN dari jumlah koleksi soal aku hanya bisa mengerjakan 60 %.
Deg deg!! Dhiaaah ini H-7 UN kok masih gini gini aja? Aku sadar ini usahaku. Aku
memang mampu hanya segitu. Aku berharap setidaknya 60 % itu aku mengerti
walaupun jawabanku tidak benar. Tiap malam aku curhat, Aku menagis isak. Aku tahu
ini kapasitas otakku di bagian eksak. Namun 1 tekadku saat itu walaupun UN ku
tak cemerlang UAMBN ku harus cemerlang terutama nilai bahasa Arab. Allah akan memberika apa yang aku butuh. Aku butuh
pemahaman untuk mengerjakan soal UN. dan aku butuh nilai bagus untuk pelajaran
bahasa Arab Alhamdulillaaaah lega rasanya saat pengumuman lulus pun tercantum
namaku, dan nilai bahasa Arab ku sesuai target yang ku harapkan. tapi
perjuangan dan doa ku tidak boleh berhenti sampai disini. Kehidupan yg lebih
tajam akan kembali ku lalui.
Setelah UN berlalu selang beberapa minggu di buka pendaftaran
LIPIA. Aku sangat merindukan LIPIA sejak MTs. Karena itu aku sangat antusias
dengan bahasa arab. setiap ada lomba pidato, aku harus ikut. Setiap ada kartun
aku dubbing dengan bahasa arab. sekali lagi aku sadar yang aku butuh itu bahasa
arab bukan LIPIA. Aku butuh bahasa arab agar aku dapat memahami pesan pesan
dari ayat cintaNya. Aku butuh bahasa arab agar bisa mempelajari agama islam. Aku
butuh bahasa arab karena aku ingin mengajar bahasa arab. Allah maha tahu apa
yang kita butuh. Hingga sampai pada saatnya LIPIA belum berjodoh dengan ku. Aku
belum sempat test disana. Tapi saat itu aku belum bisa daftar. Aku sedih dan
ini membuatku berfikir, apa maksud Allah di balik semua ini? Jika aku di lipia
baru bisa tahun depan aku siap harus mati matian belajar bahasa arab 6 bulan
kedepan ini. Dan aku sudah meniatkan masuk ma’had dzin nuroin. Tapi Allah punya
rencana yang lebih baik. Ternyata hasil keisenganku daftar PTN disitulah jalan
Allah untukku. Aku tak pernah menyangka nama ku ada di salah satu perguruan
tinggi favorit di jakarta. Kalian tau sendiri UN saja aku belajar sampai
jungkir balik. Dan tak pernah terlintas pikiranku masuk PTN. aku tak pernah
membuka hasil pengumuman. Aku di beri tahu temanku 3 hari setelah pengumuman
SNMPTN. Alhamdulillaaah alhamdulillaaah alhamdulillaaah... aku bingung aku
harus sedih atau bahagia. Aku sedih karena belum bisa ke LIPIA tapi aku bahagia
karena orang tua ku bahagia.ibuku memelukku dengan bangga. Hasil usahaku
mempertahankan nilai bahasa arab terbayar. Tangis bahagia pun keluar karena kejutan Allah 3 tahun lalu terjawab
sekarang. Aku masuk di jurusan yang aku inginkan ‘bahasa dan sastra Arab
Universitas Negeri Jakarta’. Tangisanku tiap malam terjawab sekarang. Sekarang aku
yakin masih ada kejutan lain yang Allah siapkan di balik ini. Lingkungan islami
yang ku harapkan, ternyata di UNJ pun Allah kabulkan. Allah memberikanku
teman-teman yang shalihah, organisasi dan komunitas yang mendukung bagi diriku.
Alhamdulillaah bini’matihi tatimmusshaalihaat.. terimakasih pada kedua orang tuaku
karena semua ini atas dorongan doa
kalian, pada keluarga, sahabat-sahabatku, teman-teman, kucing-kucingku dan
semuanyaa.
Sedikit pesan yang
dapat aku sampaikan, kita belum di anggap belajar jika kita belum menangis. Saat
kita sudah lelah belajar hingga isak tangis pun keluar yakinlah ada Allah yang
akan memudahkan kita. Fikiran positif akan menjadi energi positif bagi diri
kita. Allah sesuai prasangka hambaNya berprasngka baiklah selalu pada Allah dan
diri kita sendiri. Terakhir Allah memberikan apa yang kita butuh bukan apa yang
kita ingin. Yang kita inginkan blm tentu baik untuk kita. Tapi ketika kita
menerima apa yang Allah inginkan bagi kita in syaa Allah itu sudah pasti baik
untuk kita tinggal bagaimana kita menjalankannya teruslah dekati Allah lalu ia
akan memberikan apa yang kita inginkan. Jalinlah ukhuwah dimana saja, mungkin
salah satu doa dari mereka yang membuat apa yang kita butuh dan inginkan Allah
kabulkan.
Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca ocehan
ku kali ini, Kritik dan saran sangat aku harapkan, semoga dapat menginspirasi. Doakan
aku terus agar dapat merealisasikan target ku selanjutnya, karena ini baru awal
dan aku masih perlu banyak belajar.
Jazaakumullaah khairan katsiiran~
Arigatou Gozaimasu ^^)v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar