Katanya ga ada perasaan apapun, tapi giliran si akhi nikah atau deket sama akhwat lain... sakitnya tuh disini! Nah loh?
Witing Tresno Jalaran Soko Kulino (cinta tumbuh karena terbiasa)
Q: Terbiasa apa?
A: Apa saja, yang utama tentu saja komunikasi, baik offline maupun online
Q: Memangnya kita tidak boleh menjalin komunikasi dengan lawan jenis?
A: Bukannya tidak boleh, tentu saja hal ini diijinkan jika memang ada
kepentingan tertentu, namun kita harus berhati-hati sebab benih cinta
dapat tumbuh kapan saja jika kita tidak membentengi diri...meskipun via
online yang tak berjumpa secara langsung
Q: Bagaimana cara membentengi diri dalam komunikasi yang dimaksud?
A: Nah, kali ini saya akan berbagi tips komunikasi
elektronik ( terutama media teks spt SMS, FB, WA, dll) yang syar’i
dengan lawan jenis
1. Tidak menggunakan emote apapun (misal :’( apalagi atau ) GUBRAK!
2. Tanpa ungkapan tawa “hahaha” “hihihi” “hehehe” “wkwkwk” dan sejenisnya
3. Kata2nya tidak usah dipanjangkan (misal “okeeee” “iyaaaaa” “haaaaaah?” “waaaaww” atau “istimewaa”)
4. Isi pesan langsung TO THE POINT, pembukaan dan penutupan yang hanya berupa salam sangat dianjurkan
5. Tidak ada lelucon atau apapun yang mengundang tawa
6. Tidak berkomunikasi lewat jam malam, supaya aman, paling malam sampai pukul 8 malam saja ya ukhti
7. Tidak mengungkit masalah pribadi di tengah bahasan (meskipun itu
hanya: “maaf baru bales, tadi baru dari warung”, atau ““maaf baru liat
HP, baru selesai nyuci, setelah itu ngerjain tugas dan ketiduran
sebentar”. Kecuali jika memang ditanya, itu pun cukup jawab seperlunya,
jangan berlebihan apalagi sampai curhat~)
Intinya, lakukan
komunikasi dengan sesingkat dan sewajar mungkin, makin datar makin baik,
karena menutup celah hadirnya setan di tengah-tengah kalian
Q: Bagaimana kalau ikhwannya jadi ga nyaman karena terlalu datar? Kita kan harus menjaga silaturahim?
A: silaturahim, ukhuwah, itu ada batas-batasnya
Tugas kita adalah menjaga kehormatan diri kita dan mereka.
Karena yang kita lakukan insyaAllah sudah berunsur syar’i, yang Allah
sukai, maka perkara perasaan mereka, itu bukan lagi urusan kita...
Ada lagi yang punya tips komunikasi syar’i? Silakan..
Wallaahu a’lam bish showaab
"Semua penulis akan mati, hanya karyanya yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang dapat membahagiakanmu di akhirat nanti." (Ali Bin Abi Thalib)
Jumat, 26 Desember 2014
Kamis, 25 Desember 2014
Tulisan hati di malam sunyi
Masa SMA masa masa penuh warna warni rasa. Entah rasa apa yang
menyelimuti hatinya saat ini. Rasa yang tidak jelas terkadang manis,
pahit, dan tak jarang hambar.
Dia tak mengerti terkadang fikirannya di hantui oleh sosok sosok insan yang tak pasti. Sosok yang telah memecah konsentrasinya. Dia berusaha mengelak, namun sulit. Karena sejatinya dia hanya manusia biasa yang mempunyai hati untuk merasa. Apakah ini yang namanya jatuh cinta? Ahh~ rasanya alergi sekali aku menyebut kata itu. 'Ucapan hati gadis SMA ini'
Dia memang sosok cewe yang jaim dan cuek. Sejak dulu dia selalu mengelak jika hatinya memgatakan dia suka sama si anu, si ini, si itu. Dia tidak tahu kenapa dia menolak mereka yang mendekat. Mungkin karna sifatnya yang jaim ini. Ahh~ biarlah pada dasarnya islam pun membatasi perasaan yg belum halal ini. 'Sanggah gadis ini' Hingga pada akhirnya mereka pun satu persatu pergi. Mungkin rasa itu bisa hilang, tapi ingatan tidak!
Gadis ini terlalu sibuk mencari jati dirinya. Hingga dia tak pernah memperdulikan siapapun yang datang menghampirnya.
Saat ini gadis itu merasakan sebuah perasaan yang berbeda. Mungkin dulu dia orang yang cuek dan tak perduli. Tapi saat ini dia baru merasakan manis, pahitnya rasa yg hinggap di hati. Dia pun berusaha tetap pada sifat dasarnya yang jaim dan cuek. Dia berpura-pura tak peduli pada lelaki itu. Padahal hatinya berteriak bahwa ia sangat teramat peduli dengan lelaki tersebut walaupun diabenggan sekali menanyakan kabar lelaki itu dan membalas pesannya. Dia dapat merasakan dari tatapan dan gerak gerik lelaki itu, lelaki itu juga menyimpan rasa padanya. Terkadang lelaki ini berusaha mendekat, namun dirinya refleks menjauh. Terkadang lelaki ini berusaha mencuri perhatiannya namun dirinya sok tak peduli. Dan sekarang lelaki ini telah berhasil membuat dirinya cemburu namun dia menyulap wajahnya agar terlihat biasa saja.
Dia tahu banyak wanita yang mengagumi sosok lelaki itu. lelaki itu sosok yang berbeda. Dia berbeda dengan sosok pemuda yg sebaya dengannya. Dia sholeh, lucu, konyol, dan ketawaddhuannya yg membuat gadis ini kagum padanya. Terkadang ia melakukan sebuah kekonyolan dan kenakalan, namun terlihat sekali dari wajah dan sikapnya dia hanya berpura-pura. Nampaknya dia tidak ingin seorang pun tahu tentang kebaikkan dan kesholehannya. Dia juga diam diam seorang hafizh Quran. Subhaanallah~
Dirinya hanya bisa menerka-nerka tentang isi hati lelaki itu . Dia tidak tahu apa yg sebenarnya ada dalam dasar hati lelaki itu. Bukankah hati manusia itu bisa berbolak balik?
Rasa ini bagaikan sebuah gunung es di dalam samudera. Hanya sedikit yg terlihat namun sejatinya begitu besar. Jika lelaki itu benar mempunyai rasa yang sama.dengannya , biarlah Allah yang menjaga. Dia tetap kekeh tak peduli. Karna ada Allah yang lebih peduli pada lelaki itu. Allah yang menitipkan rasa ini. Allah pula yang tahu apa yang terbaik untuk lelaki itu dan untuknya.
Indahnya romantisme cinta dalam diam. Tak saling sms, telfon, ngobrol, hanya menyapanya lewat doa dan saling menatap langit yg sama.
Dia bersyukur karna Allah masih membantunya menjaga hatinya. Allah masih menjaganya dari aktivitas cinta semu. Hingga pada akhirnya dia yakin Allah akan menjawab semua tentang rasa yg ada dihatinya. Allah akan membalas dengan sebuah rasa yang begitu manis dibarengi dengan manisnya iman di hati. Bukan lagi jatuh cinta, tapi bangun cinta yang suci. Entah bersamanya kah? Bersama mereka kah? Atau bersama sosok pemuda yang terbaik yang telah dipilihkan oleh ilahi..
Tugasnya saat ini adalah fokus memperbaiki diri, berorientasi dalam berprestasi, hingga dapat meraih ridho ilahi, dan membuat bahagia orang tua di dunia dan akhirat nanti..
Aamiin~
Tulisan hati di malam sunyi shaffar 1436 H
Dia tak mengerti terkadang fikirannya di hantui oleh sosok sosok insan yang tak pasti. Sosok yang telah memecah konsentrasinya. Dia berusaha mengelak, namun sulit. Karena sejatinya dia hanya manusia biasa yang mempunyai hati untuk merasa. Apakah ini yang namanya jatuh cinta? Ahh~ rasanya alergi sekali aku menyebut kata itu. 'Ucapan hati gadis SMA ini'
Dia memang sosok cewe yang jaim dan cuek. Sejak dulu dia selalu mengelak jika hatinya memgatakan dia suka sama si anu, si ini, si itu. Dia tidak tahu kenapa dia menolak mereka yang mendekat. Mungkin karna sifatnya yang jaim ini. Ahh~ biarlah pada dasarnya islam pun membatasi perasaan yg belum halal ini. 'Sanggah gadis ini' Hingga pada akhirnya mereka pun satu persatu pergi. Mungkin rasa itu bisa hilang, tapi ingatan tidak!
Gadis ini terlalu sibuk mencari jati dirinya. Hingga dia tak pernah memperdulikan siapapun yang datang menghampirnya.
Saat ini gadis itu merasakan sebuah perasaan yang berbeda. Mungkin dulu dia orang yang cuek dan tak perduli. Tapi saat ini dia baru merasakan manis, pahitnya rasa yg hinggap di hati. Dia pun berusaha tetap pada sifat dasarnya yang jaim dan cuek. Dia berpura-pura tak peduli pada lelaki itu. Padahal hatinya berteriak bahwa ia sangat teramat peduli dengan lelaki tersebut walaupun diabenggan sekali menanyakan kabar lelaki itu dan membalas pesannya. Dia dapat merasakan dari tatapan dan gerak gerik lelaki itu, lelaki itu juga menyimpan rasa padanya. Terkadang lelaki ini berusaha mendekat, namun dirinya refleks menjauh. Terkadang lelaki ini berusaha mencuri perhatiannya namun dirinya sok tak peduli. Dan sekarang lelaki ini telah berhasil membuat dirinya cemburu namun dia menyulap wajahnya agar terlihat biasa saja.
Dia tahu banyak wanita yang mengagumi sosok lelaki itu. lelaki itu sosok yang berbeda. Dia berbeda dengan sosok pemuda yg sebaya dengannya. Dia sholeh, lucu, konyol, dan ketawaddhuannya yg membuat gadis ini kagum padanya. Terkadang ia melakukan sebuah kekonyolan dan kenakalan, namun terlihat sekali dari wajah dan sikapnya dia hanya berpura-pura. Nampaknya dia tidak ingin seorang pun tahu tentang kebaikkan dan kesholehannya. Dia juga diam diam seorang hafizh Quran. Subhaanallah~
Dirinya hanya bisa menerka-nerka tentang isi hati lelaki itu . Dia tidak tahu apa yg sebenarnya ada dalam dasar hati lelaki itu. Bukankah hati manusia itu bisa berbolak balik?
Rasa ini bagaikan sebuah gunung es di dalam samudera. Hanya sedikit yg terlihat namun sejatinya begitu besar. Jika lelaki itu benar mempunyai rasa yang sama.dengannya , biarlah Allah yang menjaga. Dia tetap kekeh tak peduli. Karna ada Allah yang lebih peduli pada lelaki itu. Allah yang menitipkan rasa ini. Allah pula yang tahu apa yang terbaik untuk lelaki itu dan untuknya.
Indahnya romantisme cinta dalam diam. Tak saling sms, telfon, ngobrol, hanya menyapanya lewat doa dan saling menatap langit yg sama.
Dia bersyukur karna Allah masih membantunya menjaga hatinya. Allah masih menjaganya dari aktivitas cinta semu. Hingga pada akhirnya dia yakin Allah akan menjawab semua tentang rasa yg ada dihatinya. Allah akan membalas dengan sebuah rasa yang begitu manis dibarengi dengan manisnya iman di hati. Bukan lagi jatuh cinta, tapi bangun cinta yang suci. Entah bersamanya kah? Bersama mereka kah? Atau bersama sosok pemuda yang terbaik yang telah dipilihkan oleh ilahi..
Tugasnya saat ini adalah fokus memperbaiki diri, berorientasi dalam berprestasi, hingga dapat meraih ridho ilahi, dan membuat bahagia orang tua di dunia dan akhirat nanti..
Aamiin~
Tulisan hati di malam sunyi shaffar 1436 H
Senin, 17 Maret 2014
Pena Kehidupan
Detik waktu terus berjalan. Hari demi hari telah dilalui.
Awan gelap dan terang silih berganti. Wahai Sang pembolak balik hati, hanya
Engkaulah yang dapat mendeteksi jeritan
hati. Saat kita berada di atas, suatu saat kita akan turun juga. Saat kita
berlari kencang terkadang kita akan terjatuh juga.
Aku ingin sedikit bercerita melalui goresan tinta. Ini
cerita tentang seorang gadis. Gadis yang ceria, dan mempunyai semangat yang
berkobar tinggi. Aku tidak ingin menyebut siapa gadis itu. gadis yang mempunyai
semangat tinggi dalam hatinya, ceria dalam melewati hari-harinya, ya. Itu dulu.
Saat ia belum terjatuh. Kini ia sedang terpuruk. Mungkin sekitar 2 tahun
belakangan ini. Aku merasakan bahwa dalam hatinya ada rasa ingin bangkit namun,
ia belum mampu. Semangat di hatinya kian memudar. Keceriaan dari wajahnya hari
demi hari hamper tak terlihat. Rasanya aku ingin sekali mendekapnya. Namun
diriku tak bisa. Aku aku tahu di dalam hatinya ia sedang butuh perhatian. Ia
butuh seorang yang dapat menyemangatinya melewati keterpurukkan yang
dialaminya. Terutama ia sangat ingin sekali disemangati oleh kedua orang
tuanya.
Dulu, aku satu sekolah dengannya. Hari-hariku, ku lalui
bersamanya dengan penuh ceria. Setelah saat kelulusan tiba. Target nilai yang
kami citakan Alhamdulillah tercapai. Saat aku dan dirinya ingin masuk SMA yang
sama-sama kami cita-citakan, namun dirinya tak dapat dukungan dari orang
tuanya. Aku tahu saat itu rasanya ia ingin sekali memberontak. Namun tak bisa.
Dan dalam hatinya ia yakin mungkin sekolah itu menurut Allah bukanlah yang
terbaik untuknya. Ia berusaha sabar menerima takdir dari-Nya. Walaupun deras
air mata mengalir membasuh pipinya.
Kemudian, ia dan kedua orang tuanya memutuskan untuk
meneruskan belajarnya ke Pesantren. Ia menjalani kehidupan barunya di
pesantren. Dimana disana bahasa Arab yang digunakan dalam percakapan
sehari-harinya. Ia sangat suka itu. semangatnya sedikit demi sedikit mulai
berkobar.
Waktu demi waktu seakan-akan berlari begitu cepatnya.
Masalah satu dan yang lain mulai datang. Lalu pergi, datang lagi, lalu pergi
lagi, datang lagi, lagi, lagi, hingga konsentrasi belajarnya mulai terpecah.
Semangatnya yang berkobar kian memadam. Batinnya perih. Hingga sering kali ia
jatuh sakit. Hari demi hari telah berlalu pergi. Hingga waktu pun menjawab.
Proses belajarnya di pesantren itu tak bisa berlanjut lama. Ya hanya 7 bulan.
Orang tuanya memutuskan untuk memindahkan dirinya dari pesantren itu ke sekolah
formal. Sedih, sedih, sedih bercampur oleh kebingungan yang luar biasa ia
rasakan saat itu. di saat dirinya masih ingin belajar di pesantren itu, saat ia
ingin sekali bisa lancar berpidato bahasa Arab, saat ia bertekad ingin
membahagiakan kedua orang tuanya setelah tamat dari penjara suci itu, namun ia
kembali terpuruk untuk yang kedua kalinya. Ia harus pindah dari penjara suci
yang ia tinggali. Kini ia kembali berserah pada-Nya. Mungkin jalan Allah
selanjutnya lebih baik dari yang telah ia lewati.
Sekarang, ia masuk sekolah formal pilihan orang tuanya.
Mungkin inilah yang terbaik untuknya. Aku rasa hatinya memang sanggup menerima
semua ini hanya saja ia belum mampu menghadapinya. Saat ini ia merasakan sepi
yang menghiasi hari-harinya. Ia berkumpul dengan keluarga hanya pada malam hari
itupun sebentar. Prestasinya di sekolah yang baru ini menurun. Dulu rapotnya
yang Allah hiasi dengan peringgkat 3 besar. Sekarang belum dapat ia renggut
kembali hiasan itu. dulu yang tiap harinya ceria sekarang hanya termenung.
Dalam hatinya ia berteriak mengatakan ia ingin bangkit semangat seperti dulu.
Ia tak ingin mengecewakan orang yang ia sayangi terutama kedua orang tuanya.
Namun, tak ada yang bisa mendengar jeritan hatinya. Ia hanya mampu bersandar
pada-Nya. Mohon perlindungan-Nya. Menghapus air mata yang melinggkari pipinya.
Dan mengubur dalam-dalam rasa keputus asaannya.
Saat ini, datang seorang lelaki yang menghiasi harinya.
Lelaki sholeh yang ingin mengenalnya. Lelaki yang menghiasi kata-katanya dengan
lantunan nasehat untuknya. Mungkin lelaki ini tidak tahu apa yang telah
dialaminya. Lelaki ini datang seperti wasilah dari Allah sebagai penyemangat
untuk dirinya. Lelaki ini seakan-akan tau keperihan yang ia rasakan dalam
hatinya. Lelaki ini menghiasi hatinya yang sepi dari siraman semangat.
Menghiasi hatinya dengan ayat cinta-Nya yang memotivasi dirinya yang ia padu
dalam kidung tausyiahnya. Mungkin ini cara Allah untuk menghibur dirinya.
Menghiburnya disaat ia kurang perhatian lebih dari orang tuanya. Disaat
fisiknya sekarang mulai sakit-sakitan. Lelaki ini datang mengajarinya untuk
lebih mengenal dan mencintai Al-Quran. Setiap kata untuk dirinya selalu ia
hiasi dengan ayat cinta-Nya. Lelaki ini telah berhasil membuat gadis itu
berfikir kedepan. Lelaki ini telah berhasil membuat gadis itu lebih semangat
menjalani kehidupannya yang sekarang. Aku mengistilahkan perasaan kedua insan
ini bagaikan gunung es yang berada di dalam samudera. Begitu kecil yang
terlihat tapi sejatinya begitu besar. Gadis ini amat sangat bersyukur pada-Nya.
Telah menghadirkan dirinya yang kini menemaninya dalam semu dan membimbingnya
dalam syahdu walaupun entah sampai kapan. Setidaknya gadis ini bisa bangkit dan
berusaha untuk merenggut prestasinya kembali. Semangat jihad untuk melukiskan
senyuman di wajah orang tuanya dan orang-orang yang ia sayangi.
Waktu pun terus berjalan, disatu sisi Allah juga mengirimkan
seorang sahabat yang sholehah untuk dirinya. Aku turut senang setidaknya ada
yang dapat menyemangatinya kembali. Ya mungkin ini hikmah yang Allah tuliskan
melalu pena kehidupan untuknya. Sahabat sholehah yang memotivasinya dengan
Al-Quran juga. Sahabat yang begitu semangat membimbingnya dalam kebaikkan.
“inikah
cara Allah agar aku lebih mendekatkan diri pada-Nya?
Menghapus
segala kerisauan hati akibat selama ini aku telah jauh dari-Nya?
Sehingga
Ia mengirimkan orang-orang pilihan-Nya untukku.
Sehingga
Ia menuntunku untuk menanamkan ayat-ayat cinta-Nya melalui orang-orang yang
dicintai-Nya.
Ya. Ini
adalah pena kehidupanku yang Ia telah rencanakan dengan sebaik-baiknya rencana.
Inilah cara Allah untuk membangkitkan semangatku, melindungiku dari keputus
asaan.” jeritan syahdu ynag terbalut
syukur dari gadis itu. tepatnya sahabatku.
Sekarang, gadis itu lebih paham bahwa penyesalannya selama
ini sia-sia. Penyesalan itu hanya membuatnya sakit batin maupun fisiknya. Jalan
yang Allah tentukan pasti baik untuknya. Dan untuk kita juga. Hanya saja
bagaimana cara kita dapat menjalaninya. Hikmah atas keterpurukkan akan datang
begitu indah pada waktunya. Mungkin ia belum menemukan dukungan dari ke dua
orang tuanya namun sekarang ia yakin bahwa doa orang tuanya lebih dari dukungan
yang ia harapkan. Dan sekarang ia tambah yakin bahwa Allah selalu mendukung dan
menyemangatinya dalam dekapan kasih saying-Nya. Berusaha lebih dekat dengan
Allah, mencintai kekasih-Nya (SAW), dapat menghapus segala keresahan dalam
harinya. Dan dalam hati kita juga. Yang datang dalam hidup kita semua milik
Allah ia bisa datang dan pergi, semoga datang membawa manfaat pergipun
meninggalkan manfaat. Kita sebagai insane ynag di amanahkan hanya dapat
menjaganya. Dan Allah lah sebaik-baiknya penjaga.
Gadis
itu melukiskan kata bahwa “Hidup itu
bagaikan sakit sariawan, yang tidak akan sembuh jika makan yang manis-manis.
Namun, akan cepat sembuh jika diobati dengan obatnya yang pahit.”
“Waktu masih panjang. Semoga Allah selalu menuntunku dan
kalian, semoga diriku dan kalian dapat menggunakan waktu secara produktif,
semoga aku dapat merenggut prestasi lagi dan kalian pun juga begitu, semoga
kita semakin mendekatkan diri pada-Nya, kita sama sama belajar untuk
memantaskan diri pada-Nya untuk seorang imam yang telah disiapkan-Nya, aku
dapat masuk universitas yang ku cita-citakan LIPIA tepatnya, dan kalian pun
juga, kita sama sama jihad meraih mimpi dan cita-cita kita, semoga diri ku dan
diri kalian dapat sama-sama melukiskan senyuman bangga di wajah orang tua dan
orang-orang yang kita sayangi. Aamiin~” doa yang penuh harapan dan motivasi
dari gadis itu untukku dan kalian yang membaca tulisan ku ini.
Aku tahu tulisan ku ini tidak sarat makna. Mungkin kalian
sang pembaca beropini tulisan ini hanya menceritakan tentang keputus asaan
seorang sahabatnya. Tulisan ini sejatinya belum berakhir sampai sini. Karna
endingnya ada diantara doa ku dan kalian untuk gadis yang ku ceritakan ini.
Entah happy ending atau unhappy ending. Semoga kita dapat melihatnya nyata
dengan happy ending. Aamiin Allaahumma aamiin~
Saat ini yang ku tahu gadis ini akan terus mencoba untuk
berusaha…. Berusaha….. berusaha….. dan berusaha…………
Siapakah gadis itu?
Dia adalah………………………………………………………………………………………………..
Ya. Dia adalah sahabat seperjuanganku, dan kalian.
Langganan:
Postingan (Atom)